Cerita Seks: Di "Perkosa" Pacar Baruku

Cerita Seks Pertamaku Bersama Pacar Baruku.

Namaku Salli, sekarang umurku sudah 20 tahun, sulung dari empat bersaudara yang smuanya wanita. Tinggi badanku 170 cm, cukup tinggi untuk ukuran seorang wanita. Bentuk tubuhku langsing dan sexy, wajahku juga terbilang cukup cantik. Saya sudah menjadi primadona sejak saya masih kecil.
Saat ini saya pun juga masih menjadi idola, banyak laki laki yang sering menggodaku. Hingga suatu saat Salli bertemu dengan seseorang yang bisa membuat Salli jatuh cinta dengannya. Tak butuh waktu lama untuk bisa jatuh cinta dengannya.
Bobi adalah seseorang yang mampu membuat aku jatuh cinta dengannya, bobi adalah pacar pertama Salli dan juga yang telah mengajarkan tentang hal hal yang berbau seks walaupun hanya lewat BBM.
Entah mengapa Salli pun juga senang ketika di ajak mengobrol hal hal tentang seks, seperti ada suatu gairah ketika Salli mulai berbicara tentang seks. Bahkan tak jarang pun malah Salli yang memulai untuk ngobrol seputar seks. Salli pun juga mulai penasaran dengan yang namanya berhubungan intim.
Salli mulai browsing tentang cerita seks di internet, hamper setiap hari waktu Salli dihabiskan untuk membaca cerita seks. Rasa penasaran Salli terhadap seks semakin besar, hingga suatu ketika Salli meminta Bobi untuk memberikan video bokep. Bobi yang juga sebagai kolektor video bokep pun memberikan video bokep kepada Salli.
Tanpa berlama-lama Salli pun langsung membuka laptop dan mencoba menonton satu persatu video bokep yang telah diberikan oleh Bobi. Salli pun ingin mencoba setiap adegan seperti yang ada dalam video bokep tersebut. Saat Salli menonton video bokep tersebut tiba-tiba Bobi masuk kamar Salli. Dengan rasa kaget Salli langsung menutup laptopnya.
Kenapa takut? Bobi bertanya, aku tak bisa menjawab dan hanya terdiam. Tak lama kemudian Bobi mendekat dan memelukku. Bobi mulai mncoba menciumku tapi aku berusaha untuk menghindar. Bobi terus memaksa, Bobi mulai membuka bajuku dan langsung menerkamku dan melumat bibirku. Bobi mulai meremas-remas payudaraku dang menghisap pentilku, aku semakin diam dan pasrah.

Setelah Bobi selesai meremas payudaraku. Bobi melepas celananya dan menarik tanganku untuk mengocok kontolnya. Setelah kontolnya ngaceng, Bobi memaksa aku untuk emut kontolnya. Awalnya aku menolaknya tapi setelah dipaksa aku mulai mebayangkan dan mempraktekan adegan dalam video bokep. Aku mulai bisa menikmati dan suara desahan Bobi menambah nikmat dan rasa kontol Bobi.
Saat Bobi mencoba ingin melepas celana dalam Salli, aku coba melawan, aku takut perawanku hilang, aku takut merasakan sakit. Tapi si Bobi memaksa dan aku juga takut jika Bobi meninggalkanku, aku kembali terdiam. Dan Bobi telah berhasil melepas celana dalamku. Air mataku mulai menetes, aku menangis tersedu, tenang nanti kamu akan tahu rasanya kata Bobi sambil tersenyum.
Tangan Bobi mulai masuk ke vaginaku yang ternyata sudah basah dan semakin basah. Dengan bulu vagina yang tidak terlalu lebat tapi tercukur rapih, bobi remas lembut dan belai rambutku. “ohhhhh” aku mendesah merasakan nikmat.
Bobi mendekatkan lagi mukanya keselangkanganku, muka Bobi semakin dekat dengan vaginaku. Bobi mulai merangsangku, lidah Bobi mulai menjilat bagian vaginaku, aku menjerit lagi, sungguh nikmat sekali rasanya, aku mulai berhenti menangi dan mulai bisa menikmatinya.
Mendengar rintihanku sepertinya si Bobi semakin bernafsu, Bobi langsung mencium dan menjilat vaginaku dengan buas. Permukaan vaginaku yang semakin basah di jilati dengan nikmat oleh Bobi. ““Mmpphff! Ugh! Ughff!!”cairan hangat dari vaginaku mulai keluar tak tahu namanya, tapi nikmat rasanya. Mengetahui aku mulai menikmatinya si Bobi meremas kembali payudaraku. “ohhhhhhhhh” sepertinya ini yang dinamakan orgasme, badanku lemas sekali.
Bobi kembali meraih tanganku dan memberikan kode agar tanganku ngocok kontol Bobi yang mulai lemas. Tak lama kontol Bobi mulai ngaceng kembali, dengan reflek akupun menarik kontol Bobi ke mulutku, aku mulai menikmati kontol Bobi yang semakin mengeras, aku emut kontol Bobi dengan cepat, suara rintihan Bobi membuat aku semakin bernafsu.
Dan Bobi menghentikan permainan saat aku mulai merasakan betapa nikmat kontol si Bobi. Bobi berdiri dan melebarkan kedua pahaku seraya mengarahkan penis yang besar miliknya kearah vaginaku. Dan, “Aakkhhh…”, aku menjerit menahan rasa sakit saat kontolnya masuk di vaginaku. Mataku terpejam seraya menggigit bibir bawahnya. Kedua tangannya mencengkeram erat kasur. Nafasku tersengal-sengal menahan sakit.

Perlahan penis bobi mulai masuk ke dalam vaginaku yang masih sempi hingga dalam. Vaginaku sepertinya mulai menggembung seiring dengan masuknya penis Bobi yang semakin mengeras.
Sesaat kemudian Bobi seperti memberi nafas kepadaku itu agar kemaluannyanya dapat menyesuaikan diri terlebih dahulu dengan ukuran penisnya yang begitu besar merangsang, sehingga terlihat bibir kemaluanku telah ikut melesak masuk kedalam pula tatkala dipaksa harus menelan batang penis Bobi yang kini sudah menancap pada vaginaku disela-sela kedua belah pahanya yang terbuka.
Kenikmatan demi kenikmatan yang dirasakan oleh Bobi sangat bertolak belakang sekali dengan apa yang Salli rasakan kini. Maklum aku yang baru kali ini di sebadani oleh seorang lelaki begitu merasakan kesakitan yang amat tak terperikan.
Aku menjerit tertahan begitu terdengar berulang kali seakan tiada henti mengiringi kemenangan Bobi yang berhasil menaklukkanku dan membuatku  dengan terpaksa merelakan keperawananku tanpa ampun yang seperti sedang memperkosaku secara brutal. Bobi semakin cepat menggesekkan kontolnya ke vaginaku, aku semakin keras menjerit.
“Croot..! serr.. serr.. creet.. cret!”, benih Bobi begitu tersembur dengan sangat cepat menyemburat kuat ke dalam isi dasar belahan vaginaku yang dikangkanginya tanpa pelindung sama sekali.
Aku hanya terdiam terpana merasakan lahar panas mengalir deras kedalam liang vaginaku. “Arrrrrrrrrhhhhhhhh……” pekik puas si Bobi sembari kedua tangannya memeras kembali payudaraku. Lalu Bobi menindihku dengan rasa puas tak terkira.

Bobi berbaring lagi di sebelahku dan mencium lagi bibirku yang hangat dan nikmat. “kamu hebat sayang….” sahut Bobi sambil tersenyum. Bobi kecup lagi bibirku, dan akhirnya kami tidur saranjang karena kelelahan dan masih telanjang sambil berpelukan.